Oleh : Ade Suryani ( Bidang Keperawatan RS.Kanker Dharmais )

Profesi perawat sangat mulya, senyum dan sapanya menjadi seorang perawat kanker yang nyata amalanya tak terhingga pada pasien dan keluarga sebagai masyarakat.Pasien butuh orang yang tahu akan penyakitnya, tindakan asuhan keperawatan yang profesional, tempat curhatan pasien dan keluarga dalam penyelesaian masalah yang sedang dipikirkan dan dirasakannya. Peran perawat terlihat sejak pasien di tegakkan diagnosis nya sampai pada perawatan paliatif .Apa itu dan untuk apa perawatan paliatif, pertanyaan yang pasti selalu ada dan keinginan tahu pasien dan keluarga.
Dalam pelayanan perawatan paliatif ,perawat salah satu bagian interdiciplinary team paliatif sepanjang perkembangan ilmu keperawatan paliatif di Indonesia sampai saat ini sangat besar kontribusinya dalam dunia perawatan paliatif, hal ini terlihat bagaimana peranan yang sangat dominan dalam penanganan asuhan keperawatan paliatif khususnya pada pasien kanker. Sikap caring yang dimiliki perawat sangat diperlukan dalam perawatan paliatif tanpa memperhitungkan nilai dan berapa besar waktu yang disediakan untuk memberikan perawatan paliatif yang terbaik untuk pasien .Jiwa yang ikhlas merawat baik dirumah sakit atau datang kerumah pasien untuk mempersiapkan kualitas hidup yang maksimal sampai akhir hayatnya.
Butuh sikap perawat yang teguh untuk menjadi perawat paliatif yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa respek baik pada pasien maupun pada keluarganya, keperdulian dengan keadaan dan kondis ipasien. Pengkajian keperawatan paliatif berkelanjutan terhadap masalah- masalah yang dirasakannya pada pasien dan keluarga sampai pada masa duka cita berakhir .Perawat mengkaji pasien seperti keluhan, keinginan, harapan dan lain-lain yang dirasakan sebelumnya.
Selalu memantau selama perawatan pasien dan butuh kreatifitas akan kebutuhan pasien dan keluarga.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang perawat paliatif dalam menjalani komunikasi pada masyarakat, memberikan asuhan keperawatan yang tepat dalam mendampingi pasien dan keluarga dari mulai pengobatan dengan kondisinya yang terpenting adalah:
1. Kehadiran perawat yang terus menerus
2. Memberikan keyakinan dan penerimaan pasien akan keberadaan perawat disampingnya
3. Menyediakan waktuk husus untuk pasien dan keluarga sehingga pasien tidak sungkan atau takut menceritakan segala permasalahan yang dirasakan terkait dengan pasien sendiri, keluarga, ekonomi sampai pada masalah seksual yang sebenarnya setiap pasien agak sulit menceritakan kepada orang yang benar-benar dapat dipercaya.
4. Percaya dengan segala yang disampaikan pasien maupun keluarga
5. Batasan waktu, benar-benar ada untuk pasien (dengar dan perhatian), nikmati walau pun dengan waktu yg pendek dengan informasi yang akurat dan jelas
6. Menjadi pendengar dengan tempat curahan sepenuh hati pasien dan keluarga.
Sebenarnya sangat sederhana sekal ibagi perawat untuk menjadi seorang perawat paliatif, jadi teman yang baik buat pasien dan keluarga, hati dan jiwa menyatu dalam asuhan keperawatan dengan menerapkan ilmu keperawatan paliati fholistik yang dapat dilaksanakan secara langsung tanpa memilah dan berfokus hanya masalah keperawatan pada fisiknya saja yang selama ini tanpa disadari dilakukan.
Seorang perawat paliatif profesional bagi pasien dan keluarga memahami arti end of lifenya pasien paliatif ,dimana bahwa kematian sudah dekat, mengeksplorasi kematian yang baik bisa berarti dan bermakna, prinsip - prinsip merawat dalam 48 jam sampai pada masa akhir hidup, tanda dan gejala mendekat ikematian secara fisik, emosional dan spiritual. Berbagi perasaan tentang masa akhir (dying) dan kematian serta hal-hal hambatan dalam merawat pasien pada masa akhir pasien. Berkomunikasi dengan kontak mata, sentuhan dan pendekatan dengan tepat pada pasien dan keluarga sangat berarti sekali bahkan membantu bagaimana mengatasi masalah termasuk masa berduka pada keluarga.
Perawat paliatif ditantang untuk dapat menciptakan lingkungan yang aman dan damai pada pasien dan keluarga, mengelola gejala– gejala yang muncul pada pasien sepert inyeri, perdarahan, sesak nafas, kejang, kondisi menurun yang mungkin terjadi tiba-tiba pada jam-jam akhir hidupnya.
Pelayanan perawatan yang menyeluruh daritim paliatif dan lengkap sudah keberadaanya seorang perawat menjadi seorang perawat paliatif yang melekat dalam jiwanya, dengan empati yang sebenarnya akan terlihat disana. Perawat harus banyak belajar dan sering sharing perkembangan ilmu perawatan paliatif yang saat ini sudah banyak maju dari negara-negara yang menerapkan perawatan paliatif yang ditunjang bahkan didukung maksimal oleh pemerintahan sesuai kebijakan perawatan paliatif yang ditetapkan.Harapan kita jadilah perawat kanker yang menjadi perawat paliatif yang mulia, profesinya yang membanggakan untuk pasien kanker dan keluarga serta masyarakat Indonesia sehingga dapat memajukan perawatan paliatif secara koordinasi, berkelanjutan dan bersama-sama mengembangkan perawatan paliatif di negara tercinta kita ini.

 

 

Share:

Tags:

Leave a Comment